Posted on

Apa Kekurangan Sistem Akuntansi?

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat disimpulkan suatu kombinasi dari berbagai sumber daya yang dirancang untuk memproses data akuntansi dan keuangan yang ada dan mengubahnya menjadi informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Fungsi Penting Sistem Informasi Akuntansi

Sebagai sebuah sistem informasi, SIA menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi, yang dimana akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi.

Adapun fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :

  1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
  2. Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
  3. Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.

KELEBIHAN dengan Menggunakan Sistem Informasi akuntansi

  1. Mampu Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
  2. Mampu Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan
  3. Mampu Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
  4. Mampu Meningkatkan sharing knowledge
  5. Mampu menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan.

KEKURANGAN Sistem Informasi Akuntansi

  • Belum mendukung multi gudang. Hal ini cukup mengganggu bila perusahaan yang menggunakan software ini memiliki lebih dari satu gudang.
  • Format neraca masih menggunakan standar Australia.

Pengertian Enterprise Resource Planning (ERP)

Secara sederhana, Enterprise Resource Planning atau ERP adalah sistem perangkat lunak (software) yang mengintegrasikan manajemen data dan informasi dari keseluruhan fungsional perusahaan yang meliputi keunagan, accounting, produksi, penjualan, pembelian, human resources dan fungsi-fungsi lainnya. Fungsi-fungsi tersebut terpisah oleh modul-modul perangkat lunak, namun saling terhubung dengan satu pusat data yang terintegrasi. Dengan banyaknya fungsional yang terlibat di dalamnya, ERP menjadi sistem yang bersifat enter once, use many ways. Artinya, pengguna hanya menggunakan satu akses ke dalam sistem dan akan mendapatkan tampilan serta hak akses sesuai dengan peran dan tanggung jawab (role & responsibilities) yang diberikan oleh perusahaan.

  • Pentingnya ERP

Kebutuhan akan ERP dalam perusahaan muncul dikarenakan kekurangan dari model sistem informasi tradisional yang bersifat terpisah, yaitu:

  1. Banyaknya duplikasi atau redudansi data karena sistem yang     dimiliki masing-masing fungsional berbeda dan tidak terintegrasi.
  2. Pihak manajemen dan strategis kesulitan mendapatkan informasi yang melibatkan data dari berbagai fungsional bisnis karena diperlukan proses untuk mengintegrasikan data-data yang ada.
  3. Data yang bersifat terpisah memiliki resiko tidak valid yang tinggi.
  4. Pengguna yang harus mengakses sistem dari beberapa fungsional bisnis direpotkan oleh banyaknya akun yang perlu diingat untuk mengakses masing-masing sistem serta model user interface yang terkadang berbeda pada masing-masing sistem sehingga perlu dipelajari secara khusus.

KELEBIHAN ERP.
1. Meningkatkan Visibility
2. Otomatisasi dan WorkFlow yang koherent
3. Satu sumber data terpusat untuk pelaporan, analisa dan statistik
4. Dimungkinkan satu software untuk seluruh perusahaan
5. Dimungkinkan pemanfaatan module Business Intelligent, e-Commerce Integration,
SCM, Warehouse Management, CRM, dll
6. Bersifat modular, sehingga dapat diimplementasikan partial
7. Database terpusat memudahkan pemeliharaan
8. Tersedia API untuk integrasi dengan sistem luar (Barcode, RFID)
9. Memudahkan order tracking, inventori, revenues, sales forecasting, dan aktifitas yang berkaitan.
10. Mempraktekan Best Practice yang diterima perusahaan internasional. 

KEKURANGAN ERP.
1. Mahal
2. Siklus Implementasi Panjang
3. Payback sulit diukur
4. Membutuhkan Partisipasi user untuk berhasil
5. Membutuhkan biaya infrstruktur
6. Migrasi yang rumit
7. Sulit diterapkan pada organisasi yang memiliki organisasi yang decentralisasi
ketergantungan kepada vendor ERP tinggi

Credit: http://patrick-uperp7.blogspot.co.id/2016/03/erpt03a-sistem-informasi-akuntansi-sia.html

Posted on

Biaya-Biaya yang Harus Diperhatikan Pengusaha

Dalam buku Akuntansi Biaya, biaya dapat digolongkan menurut:

  1. Objek pengeluaran.
  2. Fungsi pokok dalam perusahaan.
  3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
  4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
  5. Jangka waktu manfaatnya”

(Mulyadi, 2000, 14)

Sedangkan dalam buku Akuntansi Biaya Dilengkapi dengan Isu-Isu Kontemporer biaya diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Objek pengeluaran
  2. Fungsi pokok perusahaan
  3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
  4.  Hubungan biaya dengan volume kegiatan.
  5. Atas dasar waktu”.

(Sulastiningsih dan Zulkifli, 2000, 82)

Uraian Penggolongan biaya menurut Mulyadi adalah sebagai berikut:


1.      Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran.

Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”. Contoh penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran dalam Perusahaan Kertas adalah sebagai berikut: biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga dan biaya zat warna.


2.      Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Perusahaan.

Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok :

Biaya produksi. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut obyek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi :Biaya tenaga kerja langsung (prime cost). Biaya yang dikeluarkan dapat diperhitungkan secara langsung terhadap aktifitas tingkatan produksi. Biaya ini juga mudah untuk teridentifikasi karena besar kecilnya biaya ini terkait pada aktifitas produksi, contoh biaya tenaga kerja langsung : Upah Buruh Pabrik, Upah Buruh angkut, Upah Buruh Potong, Upah buruh adonan & Upah Lain-lain

Credit: http://risalahakuntansi.blogspot.co.id/2014/03/jenis-jenis-biaya-dan-contohnya.html

Posted on

Pembayaran Jangka Panjang

Sebuah bisnis tentu memiliki beberapa sumber modal utama, baik untuk permulaan atau start-up maupun untuk pengembangan dan operasional perusahaan. Sumber modal bermacam-macam, ada yang merupakan hasil kerjasama dengan partner, modal dari investor, serta sumber modal lainnya misalnya melalui kredit atau hutang. Hutang dibedakan menjadi hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Sumber modal ini diperlukan untuk mendanai / membiayai keperluan perusahaan yang cukup banyak dan beragam, mulai dari keperluan untuk proses produksi, pengiriman, promosi / marketing, gaji karyawan, pengembangan produk, hingga biaya operasional seperti pembelian mesin-mesin dan perawatan mesin tersebut.

Jika menginginkan kemajuan perusahaan dalam jangka waktu panjang, maka kebutuhan-kebutuhan perusahaan baik yang primer maupun sekunder, kebutuhan urgent maupun tidak urgent tetap diperlukan dan tidak dapat terhindarkan sehingga sebuah perusahaan tentu memiliki hutang jangka panjang. Hutang ini biasanya dipergunakan untuk keperluan operasional seperti pembelian mesin-mesin yang bersifat pemakaian jangka lama, penambahan modal kerja permanen, perluasan lokasi perusahaan, akuisisi, dan hal yang bersifat permanen atau jangka panjang lainnya.

Memiliki hutang dalam sebuah bisnis memang tergolong hal yang umum dilakukan bagi sebuah perusahaan. Hutang ini sendiri juga terdiri atas berbagai macam cakupan dan terdiri atas berbagai macam jenis. Hutang jangka panjang lebih diminati oleh para pelaku bisnis yang memiliki goal dan capaian yang harus dicapai dalam waktu jangka panjang.

Memang pada dasarnya memiliki hutang, apalagi dalam jumlah besar tidak baik bagi kesehatan perusahaan. Namun hutang dirasa dirasa sebuah kebutuhan yang tidak dapat dihindari apabila perusahaan ingin lebih maju dan berkembang. Maka dari itu pelaku bisnis lebih memilih untuk memiliki hutang jangka panjang untuk melunasi hutang karena nominalnya yang besar, maka pembayaran dan pelunasannya pun biasanya juga membutuhkan waktu yang lama.

Pengertian Hutang Jangka Panjang

Hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan yang memiliki tenggat waktu pembayaran atau jatuh tempo yang biasanya lumayan lama, bisa mencapai satu periode akuntansi (1 tahun) atau lebih. Biasanya, biaya pembayaran atau pelunasan hutang jangka panjang ini diperoleh melalui sumber-sumber dana yang bukan berasal dari kas perusahaan, investasi jangka pendek, persediaan stok barang / produk di gudang yang belum digunakan, piutang dagang, dan lain sebagainya yang biasanya termasuk kedalam aktiva lancar. Untuk pelunasan hutang jangka panjang biasanya menggunakan aktiva tidak lancar. Yang dimaksud dengan aktiva tidak lancar adalah aset atau kekayaan yang memiliki nilai waktu ekonomis yang cenderung relatif permanen atau jangka panjang serta tidak akan mudah habis dalam sebuah periode cash flow operasional perusahaan selama satu tahun. Contohnya adalah aset-aset perusahaan berupa investasi jangka panjang, saham, dan lain sebagainya.

Menurut ilmu akuntansi keuangan menengah, yang termasuk kedalam hutang jangka panjang salah satunya adalah tentang hutang obligasi. Obligasi sendiri adalah sebuah pinjaman yang diberikan pemilik sebuah perusahaan kepada perusahaan lainnya. Obligasi adalah surat hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau pemerintah dengan nilai nominal dengan waktu jatuh tempo tertentu yang telah disepakati sebelumnya. Obligasi ini memang memiliki arti sebaliknya dari saham, dimana saham adalah memberikan hak kepemilikan kepada orang yang berlaku sebagai pemegang saham tersebut.

Hutang jangka panjang menurut Kieso adalah sebuah kewajiban atau beban di masa depan untuk membayarkan hutang akibat dari penundaan pembayaran hutang yang seharusnya dilakukan pada saat siklus satu tahun atau lebih operasi operasional perusahaan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa hutang dibagi menjadi dua kategori yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Perbedaannya dengan hutang jangka pendek adalah hutang jangka pendek harus segera dibayarkan dan dilunasi pembayarannya selama kurang dari satu periode akuntansi (kurang dari 1 tahun).

Dalam mendapatkan sebuah pinjaman atau hutang jangka panjang memang tidak mudah, hal ini memerlukan beberapa jaminan dan persyaratan tertentu. Jaminan hutang jangka panjang ini bermacam-macam, diantaranya adalah jaminan barang tak bergerak. Yang termasuk kedalam jaminan barang tak bergerak adalah aset-aset seperti sertifikat tanah dan bangunan / gedung, dan rumah. Hutang jangka panjang atau long term debt ini memiliki pembayaran jatuh tempo sekitar 5-20 tahun. Waktu pembayaran ini tergantung kesepakatan dari kedua belah pihak dan kemampuan pihak yang mengajukan hutang jangka panjang untuk melakukan pembayaran yang telah telah disepakati sebelumnya.

Hutang jangka panjang memiliki rasio ekuitas atau jumlah perbandingan mengenai aktiva bersih perusahaan yaitu jumlah aktiva yang telah dikurangi kewajiban pembayaran-pembayaran perusahaan. Rasio ekuitas terhadap total aktiva merupakan perbandingan antara hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta jumlah seluruh aktiva perusahaan. Rasio ekuitas merupakan hasil dari selisih aktiva yang dimiliki perusahaan setelahdikurangi hutang lancar dan hutang jangka panjang.

Credit: http://ciputrauceo.net/blog/2016/9/9/hutang-jangka-panjang